Sunday, November 07, 2010

Ngidam

Ngidam (mengidam); arti menurut kamus adalah ingin sekali mengecap sesuatu.

Di awal bulan-bulan pertama kehamilan, pada kebanyakan wanita sering terdapat keluhan mual disertai muntah. Selain situasi tersebut banyak juga yang sangat menginginkan sesuatu hal, bisa berupa jenis makanan atau berupa benda lainnya. Kalau yang diinginkan tersebut gampang didapat, mungkin tidak terlalu jadi masalah, tetapi kalau sebaliknya bagaimana? Ini yang pernah terjadi pada diriku di masa kehamilan. Menginginkan makanan yang susah didapat di tempat tinggalku, sengsara sekali rasanya.

Krupuk Sanjay

Tiba-tiba ingat dengan cemilan satu ini, Krupuk Sanjay. Cemilan kriuk-kriuk dari Singkong yang merah dan pedes banget itu, cemilan khas daerah Minang, Sumatra Barat. Ini bukan saja barang mahal, tapi barang super mewah bagiku saat itu. Kenapa bisa ngidam cemilan ini? Mungkin aku kangen pada dua sahabatku masa kuliah dulu, atau malah kualat (istilah yang sering disebutkan oleh orang-orang tua dulu) karena sering bercanda kepada mereka berdua. Kedua sahabatku ini pernah bilang tidak akan beristrikan orang Minang, tetapi kenyataannya...? Kedua-duanya sukses mempersunting wanita Minang.

Setelah mikir panjang, gimana caranya mendapatkan makanan mewah ini. Akhirnya aku hubungi satu dari sahabatku tersebut, yang sekarang menetap di Pekanbaru. Aku tanya dia, apa mungkin mendapatkan sang Krupuk Sanjay di Pekanbaru. Memang dia adalah sahabat sejati hehehe.... Dia minta tolong temannya yang kebetulan ke Padang untuk membelikan idamanku itu. Krupuk ini akhirnya dikirim sahabatku ke alamat adikku di Medan, (lebih hebat lagi, si Sanjay ini gratis..!). Terharu sekali punya sahabat sebaik dia. 

Secara paralel adikku berusaha bertanya kepada seorang sahabat kakakku yang sering tour ke Sumatra Barat. Si Krupuk juga berhasil terbeli. Krupuk Sanjay dari kedua sumber tersebut akhirnya sampai juga ke alamatku di Jerman. Adik iparku yang mengirimkan paket lewat jasa pos sempat bercerita. Bahwa petugas pos sampai tertawa dan berkata bahwa itu adalah  Krupuk Sanjay termahal, karena ongkos kirimnya jauh lebih mahal dari harga si Krupuk itu sendiri. Tetapi ini adalah permintaan khusus dari orang yang lagi ngidam, jadi diusahakan untuk dikabulkan. Bahagianya aku waktu si Sanjay datang dan sangat berterima kasih punya saudara, dan sahabat yang tulus seperti mereka. 

Asinan

Ada satu keinginan yang sampai selesai proses melahirkan, dan malah sampai hari ini belum bisa aku wujudkan, menyantap asinan sayur. Makanan ini memang makanan yang sering aku santap selama hidup di Jakarta, tetapi ini bukan makanan favoritku. Entah kenapa kerinduanku terhadap kehidupanku di Jakarta lebih membungkah daripada kerinduanku terhadap Medan pada saat itu. Mungkin saja karena teman-teman dan sahabatku di Medan banyak yang telah meninggalkan kota kelahiranku tersebut.
Mudah-mudahan kunjungan ke Indonesia berikutnya akan mewujudkan kerinduanku menyantap asinan sayur yang menggugah selera itu. Entahlah, apakah mungkin aku dapatkan makanan ini waktu di Bali nanti. Apakah ada rumah makan di sana yang menyajikan makanan khas Jakarta ini?

Catatan ini ditulis lagi, kétika teringat akan Krupuk Sanjay.

No comments: