Suatu hari aku kedatangan salah satu teman baikku. Lama juga tidak saling mengunjungi dan bercerita banyak seperti biasa. Sebelum putriku lahir, aku sering menghabiskan waktu di rumahnya, menikmati masakannya yang lezat. Setelah itu dia sibuk dengan sekolah dan pekerjannya, sedangkan aku sibuk dengan putri kecilku. Kadang kita ngobrol juga, tapi hanya lewat telfon, dan tidak pernah lebih dari dua jam. Atau kalaupun kita ketemu hanya di suatu perayaan yang tentunya selain kita berdua, banyak yang hadir. Obrolan tidak bisa meluas dan terlalu pribadi.
Kalau sudah ketemu seperti ini pasti segala topik tumplek blek diobrolkan. Aku merasa temanku ini agak kurang ceria, tidak seperti biasanya. Akhirnya memang dia bisa menumpahkan kekesalannya. Dia hanya ingin kehidupan mereka berjalan maju. Dia punya rencana lebih baik untuk pekerjaanya, dan juga ingin suatu hari punya anak. Untuk rencana punya anak ini tidak mungkin rasanya tanpa ada penghasilan tetap, paling tidak satu di antara mereka berdua, sebagai suami istri. Si istri kerja setiap hari di berbagai tempat, sambil juga menyambi sekolahnya yang masih harus dilanjutkan. Sementara si suami masih berkutat dengan kuliah jarak jauhnya yang sudah terlalu lama tapi tidak juga terselesaikan.
Aku lalu kasih saran dia untuk membicarakannya terus terang dengan suami. Tanya dia apa rencananya untuk masa depan mereka. Mencari pekerjan dan berpenghasilan tetap, karena rencana ke depan masih banyak sekali. Tapi menurut temanku dia sudah pernah tanya, dan jawabannya "tidak tahu". Kata suaminya "uang bukan segalanya".
Jawaban yang sedikit mengejutkan menurutku. Aku akhirnya bilang ke temanku agar dia fokus untuk sekolahnya, dan nantinya semoga dapat perkerjaan yang lebih bagus. Selain itu harus juga mendesak suaminya untuk secepat mungkin menyelesaikan kuliahnya. Memang "Uang bukan segalanya", tapi hidup tidak gratis, kita butuh biaya untuk itu.
Aku lalu kasih saran dia untuk membicarakannya terus terang dengan suami. Tanya dia apa rencananya untuk masa depan mereka. Mencari pekerjan dan berpenghasilan tetap, karena rencana ke depan masih banyak sekali. Tapi menurut temanku dia sudah pernah tanya, dan jawabannya "tidak tahu". Kata suaminya "uang bukan segalanya".
Jawaban yang sedikit mengejutkan menurutku. Aku akhirnya bilang ke temanku agar dia fokus untuk sekolahnya, dan nantinya semoga dapat perkerjaan yang lebih bagus. Selain itu harus juga mendesak suaminya untuk secepat mungkin menyelesaikan kuliahnya. Memang "Uang bukan segalanya", tapi hidup tidak gratis, kita butuh biaya untuk itu.
catatan untuk seorang sahabat.

No comments:
Post a Comment