Dear Kekasih,
semoga keadaanmu baik dan selalu tersenyum seperti biasa. Lama aku tak mendengar kabarmu, tapi aku tahu bahwa engkau sibuk sekali dengan hidup barumu.
Kerinduanku terhadap dirimu tak juga hilang, biarpun segala cara telah kuusahakan. Mencoba melupakan kenangan kita, mencoba menerima realita bahwa dirimu bukan untukku. Dirimu yang tak pernah mengeluh, seburuk apapun keadaan yang terjadi, semua engkau terima dan hadapi dengan senyum.
Aku masih ingat pertemuan pertama kita, saat senja baru saja berganti menjadi malam. Satu tempat yang tak romantis, halaman parkir yang penuh warna-warni dedaunan yang telah rontok dari pepohonan. Sosokmu telah mampu mempesonaku, memaksaku untuk menghampirimu dan menyapa. Senyummu tak kan mampu aku lupa. Aku seperti kedatangan seorang peri yang paling manis.
Kebersamaan kita adalah anugrah terindah yang pernah aku terima dalam hidup. Mengarungi negeri dan benua yang berbeda. Kadang hanya hal-hal sederhana yang kita kerjakan dan lihat, tapi segalanya begitu indah dan berkesan.
Aku ingat betul ekspresi wajahmu ketika melihat kepala Moose yang tertengger di atas mobil seorang pemburu. Kau bertanya "apakah itu asli?". Ya tentu saja asli, dan kau boleh menyentuhnya kalau mau. Lalu kau sentuh kepala binantang tersebut, dan engkau tersenyum, begitu takjub dalam ketidakpercayaan, ingin sekali aku abadikan momen tersebut.
Aku juga tak kan pernah lupa waktu kau bilang chicken wings yang pernah kita santap berdua tersebut adalah yang terenak di dunia. Ah, engkau memang mengada-ada, tapi aku tau itulah satu yang aku suka darimu, kau selalu membuatku bahagia dan tertawa.
Masih ingatkah engkau di hari Ulang Tahunmu, ketika aku berpura-pura menjadi pelayan bagimu di tempat engkau menikmati hidangan tersebut. Wajahmu merona dan terkejut, engkau mengenali suaraku... Ah, ternyata itu adalah hadiah Ulang Tahun terindah, katamu. Aku berterima kasih sekali untuk kebaikkan sahabatmu yang telah membantuku membuat kejutan indah buatmu.
Suatu hari ketika engkau pamit dalam tangis, pergi meninggalkanku sendiri. Bagaikan langit yang runtuh menimpaku.
Engkau terluka...
Dan aku adalah orang yang membuatmu bisa menangis seperti itu, orang yang menyayangimu, kekasihmu.
Senyummu hilang...menguap entah ke mana.
Engkau bilang, bahwa kau baik-baik saja. Dalam kesedihan, masih tetap kau coba menghiburku.
Dan aku adalah orang yang membuatmu bisa menangis seperti itu, orang yang menyayangimu, kekasihmu.
Senyummu hilang...menguap entah ke mana.
Engkau bilang, bahwa kau baik-baik saja. Dalam kesedihan, masih tetap kau coba menghiburku.
Tolong, maafkan aku..!
Betapa egois dan sampai hati diriku.
Kekasih,
Betapa egois dan sampai hati diriku.
Kekasih,
Aku masih di sini, sendiri, menantimu. Mengharap waktu kembali berputar ke masa lalu.
Apapun akan aku lakukan untukmu, untuk kembali bersamamu. Walaupun aku harus menantimu sampai nafas berhenti. Harapanku tak kan pernah pupus, selagi hidup masih ada. Kalaupun tak mungkin, aku ingin kau jenguk, sedetikpun tak apa.
Cintaku untukmu akan selalu ada dan tak kan bisa aku hapus.
Selamat malam, Kekasih.
dari seorang yang didekap rindu.
catatan awal 2011

No comments:
Post a Comment