Monday, February 21, 2011

iPad & BlackBerry

iPad

Siang ini kami sedang menyusuri pusat perbelanjaan di Singapur. Mumpung sedang liburan di sana (walaupun singkat) sekalian disempatkan belanja. Ditambah lagi sedang SALE di mana-mana. Tujuan utama pingin lihat-lihat lensa Objektiv untuk kamera dan juga beberapa keperluan kecil lainnya.

Di satu toko barang-barang elektronik kami melihat dan mencoba iPad G3, satu produk dari Apple. Sebagai pertimbangan untuk membeli produk tersebut sebagai ganti notebook yang rusak, hanya kapan belinya ya belum direncanakan. Sang Penjual, seorang lelaki yang masih belia menghampiri, menyapa dan tersenyum, sambil menanyakan apakah ada yang bisa dibantu. Suamiku kemudian mengajukan beberapa pertanyaan tentang produk tersebut. Si Penjual ingin menjelaskan kira-kira perbandingan dan kelebihan antara iPod touch dan iPad G3 tersebut. 

Penjual: "Do you have an iPod?",  tanya dia ke suamiku.
Suami: "No." 
Penjual: "Do you have an iPod?", pertanyaan yang sama ke aku.
Aku: "No."
Penjual memandang kami berdua dengan sedikit heran dan bingung.
Aku dan suamiku hanya senyum-senyum sambil ngomong bisik-bisik (pasti si penjual itu nggak mengerti kami ngomong apa..hehehe..).

Akhirnya dia hanya menunjukkan fungsi-fingsinya saja tanpa menjelaskan lebih lanjut. Dan membiarkan aku dan suami mencoba-coba produk tersebut. Mungkin agak sedikit aneh di jaman ini kalau ada seseorang yang tidak mempunyai iPod, entahlah. 


Blackberry
Sejak beberapa tahun lalu Blackberry (BB) makin umum dimiliki segala kalangan, terutama di Asia, Indonesia khususnya. Beberapa temanku juga ada yang menanyakanku pin code atau BBM. Aku jujur saja menjawab nggak punya. Sebahagian mungkin agak heran, masak iya tinggal di Jerman nggak menggunakan BB? Tapi aku bilang ke mereka, di Jerman banyak pengguna BB, tapi tidak menjamur dan laris seperti kacang goreng lyaknya di Indonesia. Mungkin aku bisa bilang bahwa orang Jerman itu paling rasional sebagai komsumen. Yang aku bicarakan di sini tidak mencakup semua, tetapi rata-rata dari mereka.

Aku bukannya nggak mau menggunakan BB, tapi aku memang termasuk pelit untuk mengeluarkan duit yang banyak hanya untuk sebuah ponsel. Bagiku, saat ini kegunaan ponsel yang utama adalah untuk berbicara dan mengirimkan SMS. 

Pernah suatu kali waktu aku sedang berada di Medan, ketika sedang ngobrol dengan saudara di sana kita membicarakan harga satu ponsel. Ketika satu adikku mengatakan harganya sekitar 1 juta rupiah, aku langsung bilang mahal sekali. Adikku langsung bilang harga 1 juta rupiah itu murah. Mahal atau murah itu memang relatif. Karena setiap 2 tahun sekali provider ponselku (hampir semua provider di Jerman memberlakukan ini) memberikan ponsel baru dan gratis. Kadang memang nggak gratis, tapi harganya hanya €1.- saja. Harga memang berbeda, tergantung produk yang paling baru di pasaran atau produk yang sudah umum di pasar. 

Sampai hari ini ponselku yang paling mahal adalah seharga €10,-. Kebutuhan orang memang berbeda, karena kebutuhanku terhadap ponsel untuk saat ini masih sangat sederhana, makanya cukuplah ponsel yang aku ambil dengan harga yang paling minim. Pasti kalau BB gratis atau harganya hanya €1,- aku akan terima dengan senang hati. Hanya mungkin aku akan pilih tuts yang non touch screen (gaptek ya..). Untukku yang masih repot dengan anak kecil, masih terlalu ribet menggunakannya dengan mengandalkan hanya satu tangan yang bebas, sementara tangan sebelah lagi biasanya penuh dengan barang bawaan lainnya.

Tulisan ini bukan maksud promosi produk tertentu ya.

Catatan awal 2011...masih menantikan BB €1,- :)  
   

No comments: