Saturday, January 29, 2011

Lovina, satu sudut di pulau Dewata


Liburan ke Bali kali ini telah direncanakan lebih dari setahun yang lalu. Tempat dipilih di daerah Lovina karena kebetulan kami belum pernah berkunjung ke sana, dan juga rencana bahwa kami akan mengadakan reuni keluarga walaupun tidak semua bisa menghadirinya. Karena masa liburan ini bersamaan dengan masa libur sekolah dan juga liburan akhir tahun maka banyak tempat di sekitar daerah Bali bagian Selatan yang penuh. Akhirnya putusan jatuh ke daerah utara, tepatnya sekitar Lovina.

Kami memerlukan satu Villa yang bisa menampung 7 orang dewasa plus 7 anak-anak. Setelah menghubungi beberapa Villa, akhirnya ada satu yang menyatakan bahwa tempat mereka bisa menampung tamu sebanyak kami dan masih kosong pada periode liburan kami.



Menuju ke penginapan ditempuh sekitar 3 jam perjalanan dari Bandara Ngurah Rai. Sepertinya jaraknya kurang dari 100 km, tetapi jalan menuju ke sana melintasi daerah pegunungan yang penuh dengan kelokan. Tak jelas berapa banyaknya, yang pasti lebih dari Kelok Ampek-Ampek di Sumatra Barat sana.

Lokasi Villa ini di Den Carik, tepat di pinggir pantai dengan pasir hitamnya, bagus sekali sebenarnya. Sayangnya masa ini adalah musim hujan, sehingga air pasang dan pasir di pantai tertutup air. Ombak yang menghempas juga cukup besar, sering ada ketakutan seandainya tiba-tiba tembok pagar pemisah antara pantai dan halaman jebol diterjang ombak. Hampir setiap malam hujan disertai petir dan kilat yang menyambar. Aku memang takut kalau ada petir dan sering tidak berani berada di luar ruangan atau di tempat terbuka pada saat seperti itu.



Villa yang kami sewa selama 2 (dua) minggu tersebut terdiri dari 3 bangunan, yang terdiri dari Villa utama dengan 4 kamar tidur, 3 kamar mandi, 1 toilet, dan satu ruangan terbuka yang terdiri dari dapur, ruang makan dan ruang tamu. Di luar terdapat teras yang langsung menuju ke kolam renang.

Satu bangunan lain adalah 1 rumah kecil yang disebut Lumbung. Bangunan ini terdiri dari dua lantai. Di lantai bawah terdapat ruang tamu, kamar mandi dan dapur kecil. Sedangkan di lantai atas adalah kamar tidur dengan dua buah tempat tidur yang masing-masing cukup untuk 2 orang. Di bagian luar juga terdapat balkon kecil.



Bangunan terakhir adalah Guest house, yang memiliki 2 kamar tidur, kamar tidur yang 1 lumayan agak besar dengan kamar mandi dan pantry kecil. Sedangkan kamar tidur yang satu lagi hanya kamar kecil dengan tempat tidur bertingkat. Di luar terdapat teras kecil.

Di halaman villa menuju pantai terdapat pondok yang dilengkapi matras, juga bantal dan guling. Di sini biasanya kalau kmi menikmati pijatan dari tk. pijat yang beberapa kali kami panggil. Nyaman sekali untuk bersantai.


Pendapatku pribadi villa ini bagus sekali, hanya sayangnya alat-alat masak yang tersedia bisa dibilang sangat tidak memadai, banyak yang rusak dan perlengkapan makan juga tidak lengkap. Villa ini menurutku sedikit kurang aman untuk anak-anak kecil, seperti anakku dan juga para ponakanku yang masih relatif seumur dengan Chiara. Anak-anak seperti mereka masih kurang memikirkn kalau tiba-tiba terjatuh ke parit yang salurannya langsung menuju laut tanpa ada pengamannya. Pemilik villa ini adalah pasangan Prancis, yang kebetulan pada saat kami di Bali, mereka juga sedang ada di Indonesia. Kesanku terhdap mereka agak kurang positif, salah satunya mereka pelit sekali.

Banyak terdapat villa yang bagus, nyaman dan asri di sana. Masih juga bisa ditemukan swah di mana-mana, tetapi sepertinya lokasi sawah makin lama makin tersudut karena banyak tanah yang telah disulp menjadi villa.


Yang sering mengganggu adalah masyarakat sekitar yang masih terbiasa dengan sampah di mana-mana. Aku juga melihat bahwa anak-anak kecil masih buang air di parit pinggiran jalan di depan rumah mereka. Tak heran kalau tercium bau di mana-mana. 

  
Pasir di pantai yang warnanya hitam tersebut sangat mengesankan, hanya banyak sekali tumpukn sampah di mana-mana. Sepertinya banyak sekali orang yang memang sengaja membuang sampah sembarangan, sangat kontras dengan arsitektur bangunan yang indah. 


Di Lovina ini aku selalu mendengar suara adzan memanggil orang-orang untuk beribadah. Bagiku yang telah berkunjung beberapa kali ke Bali, bukanlah hal yang biasa. Di daerah Bali bagian Utara inilah banyak pemeluk Islam.

Tak terlalu banyak kutemui turis asal Indonesia di sana. Mungkin juga karena lokasi daerahnya yang agak jauh dari bandara, juga jalan yang membuat perut mual melintasi kelokan yang pasti jumlahnya lebih dari 100 itu.

Pemandian air panas dan juga wisata melihat lumba-lumba bisa kita lakukan di sana. Kedua wisata tersebut tidak kami kunjungi dengan alasan cuaca dan juga kurang nyaman untuk anak-anak yang masih kecil-kecil untuk menaiki perahu kecil menuju lokasi.

Salah satu penghuni Villa
Liburan kali ini betul-betul menyenangkan karena bisa kumpul bersama saudara yang mungkin tak kan bisa kami bermimpi untuk setiap tahun liburan bersama seperti ini. Tak ada kesan yang membekas indah terhadap Bali. Selama aku di sana tak terasa bahwa itu adalah bagian dari tanah kelahiranku. Bali sepertinya bukan Indonesia. 


catatan liburan akhir 2010 dan awal 2011

No comments: