Thursday, October 28, 2010

Polisi

Gara-gara tadi di jalan lagi banyak polisi berseliweran. soalnya jarang hal itu terjadi di Jerman kalau tidak ada hari khusus. Ternyata benar, lagi ada demonstrasi menentang pembangunan stasiun kereta api baru "Stuttgart 21". Ini hanya tulisan beberapa pengalamanku dengan Polisi.

Pengalaman dengan Polisi di Medan. A
ku dan seorang teman sedang berboncengan dengan sepeda motor, baru pulang dari kampus. Begitu kita melewati persimpangan, tiba-tiba dapat sempritan dari seorang Pak Polisi. Kita minggir dan bicaralah si Pak Polisi (PP),
PP: "Kalian melewati lampu merah".
Waduh ini Polisi mencari masalah.
Kami: "Nggak Pak, tadi jelas masih lampu kuning Pak, malah bersamaan dengan kendaraan lain".
Ini pak Polisi salah tangkap, kok kita mahasiswa yang bokek. Padahal mobil yang lewat setelah kita malah nggak ditangkap.
Yang paling menyebalkan mereka (ada dua orang Polisi) minta duit.
PP: "Kita dari pagi belum minum, Dek."
Dalam hati mikir...kok minta minum dengan kami mahasiswa, mana ada duitnya.
Kami: "Mana punya kami duit, Pak. Kami cuma mahasiswa"
PP: "Yah, berapa saja yang ada."
Akhirnya hilanglah uang Rp 2.500,- (Dua ribu lima ratus Rupiah).
Masa itu uang Rp 2.500,- sangat berharga untuk kantong mahasiswa, yang biaya kuliahnya hanya Rp 60.000,-/Semester.
-----
Sewaktu tinggal di Jakarta pernah juga berhadapan dengan Polisi. Suatu malam aku sedang menumpang mobil teman. Seperti biasa sering ada razia di malam hari. Tapi kali itu hanya pemeriksaan KTP (Kartu Tanda Penduduk).  Yang mengherankan justru temanku yang sedang menyetir mobil itu adalah Warga Negara Asing, tetapi dia malah tidak ditanyai sama sekali. Apakah si Pak Polisi tidak bisa berbahasa Inggris?



Pengalaman lain dengan Polisi Kanada, semasa aku bermukim sementara di sana, di salah satu kota industri di provinsi Ontario. Hari masih pagi, aku sedang berkendara mobil dengan suami, melewati express way (jalan tol). Di Kanada jalur ini hanya boleh ditempuh dengan maximal 100 km/jam. 

Tiba-tiba mobil diikuti mobil Polisi dengan sirinenya, dan kami diminta berhenti.
PP: "Selamat Pagi, Anda menyetir dengan kecepatan 137 km/jam, dan anda tahu kecepatan maximal yang berlaku 100 km/jam. Boleh saya lihat SIM dan surat kendaraannya?"
Kemudian Pak Polisi meneliti SIM suami saya, dan bertanya dalam urusan apa dan berapa lama kami di Kanada. Beliau kemudian permisi membawa SIM tersebut ke mobilnya dan memastikan apakah SIM dengan nomor tersebut ada catatan pelanggaran lainnya.
Setelah beberapa menit beliau kembali dan menyerahkan SIM dan surat kendaraan.
PP (sambil tersenyum): "Semua selesai, selamat berkendara dan mohon kurangi kecepatan. Ini bukan jalan tol di Jerman." 
Haaaa...kita tidak dikenakan denda apapun, malah Polisinya bersahabat sekali.
-------
Satu lagi pengalaman dengan Polisi di Kanada. Kejadiannya sewaktu aku dan suami baru selesai makan malam merayakan Ulang Tahun Hari Pernikahan. Aku memaksa untuk menyetir mobil karena aku tahu suamiku minum beberapa gelas wine sementara aku hanya minum 1/4 gelas.

Di satu jalan ada razia, hanya rutinitas pemeriksaan konsumsi alkohol pengendara. Aku menepikan mobil dan datanglah seorang Pak Polisi.
PP: "Selamat malam, Bu."
Aku: "Selamat malam, Pak."
PP: "Apakah anda minum?"
Aku (spontan menjawab): "Tidak, Pak.!"
PP: "Oke, silakan melanjutkan perjalanan."
Lagi-lagi...sebersahabat itulah Polisi di sana. Aku tadi menjawab tidak minum, bukan maksud berbohong tapi aku terlalu spontan menjawab. Kalaupun diperiksa 1/4 gelas itu tidak berpengaruh buruk terhadap konsentrasi dan kondisiku berkendara.
---------
Selama tinggal di Jerman aku hanya satu kali berurusan dengan kepolisian, waktu melaporkan bahwa ada yang menggunakan kartu kreditku dengan berbelanja secara online. Bayangan kantor polisi yang agak kaku dan sedikit membuat mengkeret ternyata hanya bayangan. Di sana aku diterima secara bersahabat dan ramah sekali. Dilayani dengan baik dan pastinya tanpa uang administrasi.

Catatan ini hanya berupa pengalaman pribadi, berangan-angan pelayanan yang baik terhadap masyarakat diikuti oleh instansi di Indonesia.

No comments: