Sunday, May 23, 2010

Nama

Ada ungkapan 'Apalah Arti Sebuah Nama'. Nama yang dimaksud di sini lebih ditujukan untuk nama depan dan nama tengah. Hampir semua orang tua memberikan nama untuk anaknya bukan saja kedengarannya indah tetapi juga arti dari nama tersebut mengandung hal dan harapan yang baik.


Nama untuk calon bayiku sudah sejak mulai hamil aku mulai cari, kira-kira nama apa yang bagus untuknya. Juga harus cocok untuk dipakai di Jerman ini. Peraturan di sini nama anak yang kita berikan untuk anak kita sudah jelas. Nggak boleh asal kasih nama, kalau artinya jelek bakalan tidak disetujui. Terutama untuk nama yang nggak biasa dipakai di Jerman, dari bahasa lain yang belum dikenal. Masalah satu lagi, aku dan suami kan beda bangsa. Sudah pasti nama yang ada di fikiran kita beda-beda. Kadang aku kasih ide, dianya gak setuju. Katanya kedengarannya jelek, bisa-bisa nanti jadi bahan olok-olokan di sekolah dan teman-temannya. Kadang idenya dari dia, tapi akunya yang gak sreg, namanya sudah ‚pasaran’, nanti di kelas bisa-bisa namanya seragam lagi ama anak seumurannya.

Cowo;
Kalau nanti anak yang lahir cowo, aku yang sepertinya kekeuh banget untuk kasih nama Keanu. Sebenarnya bukan karena kesengsem ama bintang Keanu Reeves, tapi nama itu memang jarang, dan kedengarannya juga bagus. Suamiku dari gak setuju dengan nama itu, sampai akhirnya setuju, mungkin saking seringnya aku sebutin. Tinggal nyari nama tengah untuk padanannya. Aku pingin nama anak kita nanti gak cuma satu kata aja. Nama tengah aku rencanakan dengan nama Indonesia, atau diambil dari bahasa Sansekerta. Tapi gak pernah dapat padanannya. Mungkin juga kurang usaha.
Keanu (Hawaii); ‚cool breeze over mountains’

Cewe;
Mulanya aku pingin kasih nama Keira. Tapi kurang disetujui. Sebenarnya ini hanya kekuatiran kalau-kalau nanti di sekolah pengucapannya tiap guru atau teman bisa berbeda, karena ini bukan nama yang biasa dipakai di Jerman. Bisa saja salah ucap, nanti jadi bahan olok-olokan teman-temannya. (Masih ingat dulu jaman-jaman sekolah, kalau ada nama yang lain dari yang biasa, pasti kompakan nama itu jadi bulan-bulanan).


Suatu kali aku dan dan suami sedang nonton satu film di TV, entah film apa, lupa. Bintang cewe di film itu berperan dengan nama „Chiara“. Suamiku langsung bilang nama itu kan bagus, enak didengar lagi. Aku langsung setuju, karena aku juga suka sekali dengan nama itu.
Chiara (Italian); „clear, brilliant, famous“

Dari dulu aku suka dengan nama Larasati. Ingat salah satu model Indonesia yang cantik sekali itu, blasteran Jerman-Indonesia. Tapi untuk nama depan anak di Jerman ini mungkin kurang biasa. Jadi aku putuskan kalau anak cewe, nama tengahnya Larasati. Dokter Kandungan hanya bisa memastikan sampai 80% saja bahwa calon bayi adalah cewe. Tapi sepertinya perasaan kita berdua yakin bahwa anak kita yang lahir nanti adalah cewe. Akhirnya suami setuju kalau nama ini dipakai sebagai nama tengah.
Larasati (Sansekerta); baik hati, lurus hati

Dari epos Mahabharata; Dewi Larasati (atau disebut juga Dewi Rarasati) ini adalah istri Arjuna. Dia digambarkan sebagai seorang wanita yang baik hati, cantik, pintar, penyayang, disegani, sabar, setia, berbakti, berjiwa prajurit, juga istri dan ibu yang baik. (dikutip dari Wikipedia).

Mungkin karena namaku juga pakai „ie“, jadi aku rasanya lebih suka kalau penulisan nama anakku „Larasatie“. Seperti yang aku sebut tadi bahwa di Jerman nama untuk anak ada aturannya. Untuk Akte Lahir nama tengah anakku (Larasatie), harus aku lampirkan bukti bahwa nama ini adalah nama yang biasa dipakai di Indonesia sebagai nama anak cewe. Waduh….!!!!!! Bukti tertulis ini harus ditandatangani oleh KBRI/KJRI. Untuk wilayah tempatku tinggal tentunya KJRI Frankfurt. Akhirnya aku langsung telfon KJRI, menanyakan tentang Surat Keterangan tsb. Ternyata memang KJRI mengeluarkan Surat Keterangan seperti itu. Hanya saja aku harus kirim permohonan ke KJRI dulu, untuk dibuatkan surat tsb. Aku pikir-pikir butuh waktu paling sedikit 2 hari kerja. Tapi kalau tidak ada lagi pilihan, mau apa lagi.

Kabar baru lagi dari suamiku (sesuai petunjuk dari petugas kantor catatan sipil, gitu kira-kira kita namakan di Indonesia); bukti nama ini bisa juga dengan mencari bukti melalui Internet. Untuk menghemat waktu cara ini yang menurutku lebih sederhana. Hanya sebagai tambahan, kita sebagai orang tua membuat pernyataan khusus dan ditandatangani, bahwa nama yang kita inginkan penulisannya adalah „Larasatie“ (dengan tambahan „e“). Kalau ini sih bukan hal yang rumit.  Akhirnya sukseslah nama sesuai permintaan di Akte Lahir.

No comments: